Komponen Motor Starter dan Fungsinya

Sistem starter digunakan untuk memberikan putaran awal untuk mesin. Mesin mendapatkan putaran awal dari sebuah fly wheel yang digerakkan oleh motor starter. Setelah diberikan putaran awal, mesin dapat berputar dengan sendirinya melalui proses pembakaran. Prinsip kerja dari sistem ini adalah mengubah energi listrik menjadi energi mekanik.

Sistem starter memiliki 3 macam berdasarkan cara pengoperasiannya, yaitu :
1. Starter mekanik
    Starter mekanik adalah starter yang digerakkan dengan tenaga manusia. Contohnya adalah kick starter pada sepeda motor.
2. Starter elektrik
    Starter elektrik adalah starter yang sumber tenaganya berasal dari arus listrik. Starter jenis ini banyak digunakan pada mobil dan sepeda motor.
3. Starter pneumatic
    Starter pneumatic adalah starter yang sumber tenaganya dari udara yang bertekanan. Starter jenis ini banyak digunakan pada mesin kapal laut karena mesin kapal laut cukup besar.

Motor starter merupakan bagian utama dari sistem starter. Di dalam motor starter terdiri dari beberapa komponen. Komponen ini bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Berikut ini merupakan komponen motor starter dan fungsinya.

komponen motor starter

1. Yoke dan pole core

Yoke berfungsi sebagai tempat pole core yang diikat dengan sekrup. Yoke terbuat dari logam yang berbentuk silinder. Sedangkan pole core berfungsi sebagai penopang field coil dan memperkuat medan magnet yang ditimbulkan oleh field coil.

2. Field coil

Field coil terbuat dari tembaga yang dililitkan pada pole core motor starter. Field coil berfungsi untuk membangkitkan medan magnet. Akan tetapi ada beberapa jenis sepeda motor yang biasanya pada motor starter sudah dilengkapi dengan magnet permanen, sehingga tidak diperlukan field coil.

3. Armature

Armature berfungsi mengubah energi listrik menjadi energi mekanik, dalam bentuk gerak putar atau sebagai penghasil momen putar. Pada armature terdapat komutator yang bersentuhan langsung dengan brush.

4. Armature brake

Armature brake berfungsi sebagai pengereman putaran setelah lepas dari perkaitan dengan fly wheel.

5. Drive lever dan plunger

Drive lever berfungsi untuk mendorong pinion gear ke arah posisi berkaitan dengan fly wheel dan melepas perkaitan pinion gear dari perkaitan fly wheel. Plunger berfungsi untuk mendorong pinion gear dan mengikat drive lever.

6. Brush

Brush atau sikat terbuat dari tembaga lunak dan berfungsi untuk meneruskan arus listrik dari field coil ke armature coil langsung ke masa melalui komutator. Umumnya motor starter memiliki 4 buah brush yang dikelompokkan menjadi dua, yaitu 2 buah brush positif dan 2 buah brush negatif.

7. Starter clutch

Starter clutch berfungsi untuk memindahkan momen puntir shaft kepada roda penerus, sehingga dapat berputar. Komponen ini juga berfungsi sebagai pengaman dari armature coil bila mana roda penerus cenderung memutarkan pinion gear.

8. Sakelar magnet atau magnetic switch

Saklar magnet digunakan untuk menghubungkan dan melepaskan pinion gear ke roda penerus dan dari roda penerus, sekaligus mengalirkan arus listrik yang besar pada sirkuit motor starter melalui terminal utama. Pada saklar magnet terdapat 3 terminal utama yaitu terminal 50 dan 30 yang mendapat arus listrik dari baterai dan terminal C yang terhubung dengan field coil.

9. Komutator

Komutator berfungsi sebagai penghubung arus listrik dari field coil menuju armature coil melalui brush.

10. Pinion gear

Pinion gear berfungsi untuk menghubungkan putaran dari motor starter ke fly wheel agar dapat memutarkan poros engkol supaya mesin hidup.

Cara Kerja Sistem Pengisian

Sistem pengisian adalah suatu sistem yang bekerja pada kendaraan yang berfungsi untuk mengisi tegangan baterai saat mesin menyala agar voltase baterai tetap pada kondisi penuh terutama saat mesin di start. Sistem pengisian bekerja menyuplai kembali arus yang telah digunakan selama mobil bekerja. Pada sistem pengisian konvensi terdapat 2 komponen utama yaitu alternator dan regulator. Keduanya bekerja saling berhubungan dan memiliki cara kerja masing-masing. Berikut ini merupakan cara kerja sistem pengisian konvensional.

Baca juga

Pada saat kunci kontak ON

Saat kunci kontak ON ada 2 akibat, yaitu:

1. Lampu menyala

Penyebab lampu menyala adalah tegangan dari baterai diteruskan menuju fusible link lalu ke ignition switch. Setelah itu, tegangan mengalir ke fuse dan melewati charge warning lamp dan kemudian ke terminal L. Dari terminal L tegangan diteruskan menuju kontak poin O ( Po ) yanh menempel dengan kontak poin 1 ( P1 ). Dari P1 tegangan akan diteruskan menuju terminal E setelah itu ke masa. Itu yang mengakibatkan lampu menyala.

2. Terjadi kemagnetan pada rotor coil

Tegangan dari baterai menuju ke fusible link lalu ke ignition switch. Setelah itu, tegangan diteruskan ke fuse lalu ke terminal IG. Dari terminal IG tegangan diteruskan menuju PL 1 yang menempel PL 0. Setelah melewati PL 0 tegangan diteruskan menuju ke terminal F regulator lalu ke terminal F alternator kemudian ke brush positif lalu ke slip ring dan diteruskan ke rotor coil. Tegangan dari rotor coil menuju ke slip ring lalu ke brush negatif melewati terminal E alternator dan terakhir ke masa. Karena pada rotor coil mendapat tegangan maka terjadilah kemagnetan pada rotor.

Putaran Stasioner


Saat putaran stasioner pada terdapat dua akibat, yaitu :

1. Lampu mati

Pada saat mesin dinyalakan charge warning lamp harus mati. Matinya charge warning lamp disebabkan oleh berikut. Putaran mesin diteruskan ke puli mesin menuju puli alternator melalui bel maka saat mesin berputar, alternator pun juga ikut berputar. Puli alternator menggerakkan rotor. Pada rotor terdapat kemagnetan yang menyebabkan stator menghasilkan tegangan 3 pase dan tegangan netral. Tegangan netral diteruskan menuju terminal N alternator kemudian ke terminal N regulator. Setelah itu tegangan diteruskan menuju voltage relay kemudian ke terminal E regulator dan akhirnya ke masa. Voltage relay mendapat tegangan sehingga terjadi kemagnetan yang mengakibatkan P0 terhubung dengan P2.

Tegangan dari baterai menuju fusible link lalu ke ignition switch. Dari ignition switch tegangan diteruskan ke fuse kemudian ke charge warning lamp menuju terminal L. Dari terminal L tegangan diteruskan ke P0 yang terhubung dengan P2, setelah itu tegangan menuju terminal B regulator ke terminal B alternator kemudian ke dioda. Dioda berfungsi membuat tegangan menjadi searah sehingga tegangan dari terminal B ditolak oleh dioda dan tidak sampai ke masa. Hal ini menyebabkan lampu tidak menyala.

2. Terjadi pengisian baterai

Saat mesin berputar dan rotor terjadi kemagnetan maka stator coil menghasilkan tegangan 3 pase. Tegangan yang dihasilkan oleh stator coil berupa AC atau arus bolak-balik. Kemudian tegangan di searahkan oleh dioda menjadi DC. Tegangan DC 12 volt diteruskan ke terminal B alternator menuju ke fusible link kemudian ke baterai sehingga terjadi pengisian.

Putaran rendah dan menengah

Cara kerja alternator pada saat putaran rendah dan menengah hampir sama dengan saat putaran stasioner. Kemagnetan pada voltage regulator saat putaran rendah dan menengah masih kecil sehingga PL 0 berada diantara PL 1 dan PL 2. Sehingga tegangan dari baterai tidak melewati PL 1 tetapi dialih kan menunju ke resistor. Dari resistor tegangan diteruskan menuju terminal F regulator ke terminal F alternator kemudian ke brush dan slip ring lalu ke rotor coil. Dari rotor coil tegangan diteruskan ke slip ring dan brush kemudian ke terminal E alternator dan akhirnya ke masa. Kemagnetan pada rotor coil rendah karena tegangan dari baterai melewati resistor sehingga tegangan dari baterai kurang dari 12 volt. Hal ini juga menyebabkan arus yang dihasilkan oleh stator coil yang digunakan untuk mengisi baterai kurang dari 12 volt.

Putaran tinggi

Pada saat putaran tinggi tidak terdapat pengisian. Hal ini diakibatkan oleh kemagnetan yang tinggi pada voltage regulator sehingga PL 0 dan PL 2 terhubung. Tegangan dari baterai menuju fusible link lalu ke ignition switch kemudian ke fuse. Dari fuse tegangan diteruskan ke terminal IG lalu ke resistor kemudian ke PL 0 yang terhubung dengan PL 2. Dari PL 2 tegangan diteruskan ke terminal E dan akhirnya ke masa. Sehingga rotor coil tidak mendapatkan tegangan dan tidak ada kemagnetan. Karena tidak ada kemagnetan pada rotor coil stator coil tidak dapat menghasilkan tegangan. Sehingga tidak terjadi pengisian baterai.

Jenis Jenis Transmisi Manual

Transmisi adalah Komponen kedua dari unit pemindahan daya pada mobil yang bekerja memindahkan tenaga dan putaran dari kopling ke differential. Letak transmisi pada kendaraan adalah setelah kopling. Secara garis besar transmisi bekerja untuk mengatur tingkat kecepatan pada kendaraan mempunyai fungsi sebagai berikut:
  1. Mengatur tingkat kecepatan pada saat kendaraan berjalan.
  2. Menetralkan kendaraan.
  3. Memungkinkan kendaraan berjalan mundur.
  4. mengubah momen saat kendaraan berjalan naik.
  5. meneruskan putaran dari mesin ke propeller shaft.
Pada artikel kali ini saya akan membahas tentang jenis-jenis transmisi manual penggerak belakang pada kendaraan. Konsep kerja transmisi manual penggerak belakang terdiri atas sliding mesh, constant mesh, dan synchromesh. Dari ketiga konsep kerja tersebut memiliki perbedaan. Perbedaan apa saja yang ada pada masing-masing konsep kerja ? Mari kita simak pembahasan berikut.

1. Sliding mesh

Transmisi sliding mesh merupakan jenis transmisi yang pertama kali digunakan pada kendaraan. Perpindahan gigi pada gigi ini adalah dengan cara digeser. Namun seiring dengan perkembangan zaman, transmisi jenis ini sudah tidak lagi digunakan karena memiliki beberapa kelemahan diantaranya perpindahan gigi yang kasar sehingga mengeluarkan bunyi yang kasar dan memerlukan waktu yang lama untuk berpindah gigi.

sliding mesh

Prinsip kerja hubungan sliding mesh didasarkan pada hubungan antara 2 roda gigi yang dapat digeser-geser. Hubungan ini umumnya hanya digunakan untuk jenis roda gigi lurus. Cara kerja transmisi ini saat kecepatan 1 pada roda gigi D bertemu dengan roda gigi C, sedangkan untuk kecepatan 2 adalah roda gigi A bertemu dengan roda gigi B. Untuk posisi netral tidak ada roda gifi yang bertemu.

2. Constant mesh

Sesuai dengan namanya yaitu constant mesh yang berarti hubungan tetap, roda gigi yang berhubungan tetap dan yang berpindah hanyalah hubnya. Sama seperti sliding mesh, konsep kerja transmisi ini sudah tidak lagi digunakan karena perpindahan yang masih kurang halus.

constant mesh

Cara kerja transmisi jenis constant mesh saat kecepatan 1 adalah roda gigi D dan C terhubung, kemudian hub bergeser ke kanan. Sedangkan saat kecepatan 2 roda gigi A dan B terhubung, kemudian hub bergeser ke kiri. Untuk posisi netral hub tidak mencengkeram roda gigi B maupun C.

3. Synchromesh

synchromesh

Pada saat ini transmisi manual dengan tipe synchromesh merupakan yang paling banyak digunakan karena perpindahan yang halus dan cepat. Hubungan synchromesh pada dasarnya menggunakan perkaitan gigi tetap atau constant mesh. Ring synchromesh hanyalah sebuah media penghubung yang membuat perkaitan gigi menjadi lembut. Selain itu ring synchromesh mempunyai fungsi untuk pengereman pada saat terjadi pertukaran kecepatan pada kendaraan. Penempatan ring synchromesh pada transmisi tipe ini dirancang agar tidak terjadi hentakan pada saat kendaraan berpindah kecepatan.

Sebutkan Komponen Torque Converter Dan Fungsinya

Pada saat ini penggunaan transmisi otomatis semakin banyak digunakan pada kendaraan. Perlu kalian ketahui bahwa transmisi otomatis memiliki kopling. Kopling yang digunakan pada transmisi otomatis adalah kopling hidrolik atau yang lebih dikenal dengan sebutan torque converter.

Torque converter adalah bagian dari sistem pemindah tenaga yang digunakan untuk mengubah ( memperbesar ) momen puntir. Fungsi dari torque converter adalah sebagai berikut:
  1. Memperbesar momen ( torque ) yang dihasilkan oleh mesin.
  2. Bekerja sebagai kopling otomatis.
  3. Meredam getaran yang diakibatkan oleh momen dari mesin.
  4. Menggerakkan pompa hidrolik.
  5. Menyalurkan putaran mesin dengan lembut.
Kita telah mengetahui prinsip kopling yang hanya sebagai penghubung dan pemutus putaran dari mesin ke transmisi. Kita juga telah mengetahui bahwa kopling gesek biasa tidak dapat memperbesar momen dan juga kasar tidaknya hubungan antara fly wheel mesin dengan pelat kopling akan bergantung pada cara pengoperasian yang dilakukan oleh pengemudi. Dari penjelasan tersebut dapat kita simpulkan bahwa torque converter memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan kopling gesek biasa, yaitu:
  1. Memperbesar momen torsi dari mesin ke transmisi otomatis.
  2. Penyambungan berlangsung dengan lembut saat penyaluran daya dan putaran mesin.
  3. Meredam getaran yang diakibatkan oleh putaran mesin saat kendaraan beroperasi.
  4. Mudah perawatannya dan tidak memerlukan penyetelan.
prinsip kerja torque converter

Prinsip kerja torque converter dapat kita peragakan dengan menggunakan dua kipas angin yang diletakkan secara berhadapan, dimana kipas A dalam kondisi ON dan kipas B dalam kondisi OFF. Pada saat putaran rendah hembusan angin dari kipas A belum mampu untuk memutar kipas B, namun saat kipas A berputar sedikit kencang maka kipas B akan perlahan mulai berputar dengan putaran rendah. Saat kipas A berputar cepat maka kipas B akan ikut berputar semakin kencang. Hal ini dapat diterangkan dengan menganggap bahwa kipas A bertindak sebagai kompresor dan kipas B bertindak sebagai turbin. Konsep dua kipas ini dijadikan sebagai dasar prinsip kerja dari torque converter.

Komponen Torque Converter

komponen torque converter

1. Pump impeller

Pump impeller tersambung tetap dengan rumah torque converter yang diikat dengan fly wheel sehingga apabila mesin berputar maka rumah torque converter akan ikut berputar bersama pump impeller. Pump impeller terdiri dari vane dan guide ring. Dengan begitu ketikan pump impeller berputar maka fluida yang ada di dalamnya akan terlempar keluar akibat adanya gaya sentrifugal. Lontaran fluida saat pump impeller bekerja akan menghasilkan energi kinetik yang kemudian memutar turbine runner. Fungsi dari pump impeller adalah untuk membangkitkan tekanan dan aliran fluida dalam sistem torque converter.

2. Stator blade

Stator blade terpasang pada poros yang dikaitkan pada transmission case melalui sebuah one way clutch. Fungsi dari one way clutch adalah untuk menjaga putaran dari stator agar searah dengan putaran pump impeller sehingga stator tidak berputar melawan arah saat putaran pump impeller dan turbine runner dalam kecepatan yang sama. Stator blade terletak diantara pump impeller dan turbine runner. Fungsi stator blade adalah membentuk sudut tekan atau alir oli dan membangun monen sesuai dengan prinsip kerja transmisi serta mencegah agar turbine runner berputar tidak berlawanan arah. Selain itu, stator blade berfungsi untuk mengarahkan fluida dari turbine runner ke pump impeller terlontar telat pada vane pump impeller. Fluida yang terlontar melewati stator blade masih mempunyai tekanan sehingga menambah momen puntir pada pump impeller.

3. Turbine runner

Sama seperti stator blade, turbine runner akan berputar apabila aliran fluida dari oil pump yang akan bersirkulasi dalam torque converter case. Turbine runner berfungsi mengubah energi kinetik menjadi energi mekanik untuk memutar input shaft transmisi.

Demikian ulasan mengenai pengertian, fungsi, keunggulan, prinsip kerja, dan komponen dari torque converter. Semoga bermanfaat bagi sobat yang membaca artikel ini. Jangan lupa share artikel supaya banyak yang semakin tahu tentang otomotif.

Komponen Sistem Kemudi

Sistem kemudi pada kendaraan berfungsi untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda depan. Cara kerja sistem ini adalah bila roda kemudi atau stir mobil diputar, steering column akan meneruskan putarannya ke steering gear. Steering gear memperbesar tenaga putaran ini sehingga dihasilkan momen yang lebih besar untuk menggerakkan roda depan melalui steering linkage.

Bagian Utama Sistem Kemudi

sistem kemudi


1. Steering Column

Steering column terdiri dari main shaft yang meneruskan putaran stir kemudi ke steering gear, dan column tube yang mengikat main shaft ke body kendaraan. Steering column merupakan mekanisme penyerap energi yang menyerap gaya dorong dari pengemudi saat terjadi kecelakaan. Steering column dipasang pada bodi melalui bracket column tipe break away sehingga steering column dapat bergeser turun pada saat terjadinya kecelakaan.

Selain sebagai mekanisme penyerap energi, pada steering column kendaraan saat ini terdapat sistem kontrol kemudi. Misalnya mekanisme steering lock untuk mengunci main shaft, mekanisme tilt steering untuk memungkinkan pengemudi menyetel posisi vertikal roda kemudi, dan telescopic steering untuk mengatur panjang main shaft agar memperoleh posisi kemudi yang sesuai dengan pengemudi.

Bagian bawah main shaft dihubungkan pada steering gear melalui universal joint yang berfungsi untuk memperkecil pengiriman kejutan yang diakibatkan oleh keadaan jalan dari steering gear ke roda kemudi.

2. Steering Gear

Steering gear berfungsi untuk mengarahkan roda depan. Selain itu, steering gear berfungsi sebagai gigi reduksi untuk meningkatkan momen agar kemudi menjadi ringan. Untuk itu diperlukan perbandingan gigi reduksi. Biasanya perbandingan gigi steering gear antara 18 sampai 20:1.

3. Steering Linkage

Steering linkage terdiri dari rod dan arm yang meneruskan tenaga dari steering gear ke roda depan. Ada beberapa tipe steering linkage dan konstruksi joint yang dirancang untuk mempengaruhi kestabilan, diantaranya:

  1. Steering linkage untuk suspensi rigid

Steering linkage tipe ini terdiri dari pitman arm, drag link, knuckle arm, tie rod, dan tie rod end yang mempunyai pipa untuk menyetel panjang rod.

  2. Steering linkage untuk suspensi independen

Pada tipe ini terdapat sepasang tie rod yang disambungkan dengan relay rod sebuah pipa dipasang diantara tie rod dan tie rod end untuk menyetel panjang rod.

Sebutkan Komponen Alternator dan Fungsinya

Alternator bagian yang tak terpisahkan dari sistem pengisian, karena berfungsi untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Untuk menghasilkan energi listrik, alternator membutuhkan komponen pendukung. Komponen tersebut memiliki fungsi masing-masing.

Baca juga : Cara Kerja Sistem Pengisian

Nah kali ini akan saya jelaskan komponen yang ada di dalam alternator beserta fungsinya. Biar tidak penasaran mari simak pembahasan berikut.

komponen alternator

1. Puli

Puli merupakan bagian terdepan pada alternator yang berfungsi untuk memindahkan tenaga putar dari mesin ke alternator melalui belt. Saat mesin berputar maka alternator ikut berputar, kemudian putaran tersebut diteruskan ke rotor coil.

2. Kipas

Putaran pada alternator dapat menimbulkan panas. Selain itu komponen kelistrikan seperti dioda juga bisa panas saat bekerja. Panas yang berlebihan dapat menggangu kerja dari alternator. Untuk mengatasi hal ini, pada alternator terdapat kipas. Fungsi kipas ini adalah mendinginkan dioda dan kumparan-kumparan pada alternator.

3. Bearing

Komponen yang berputar dan memiliki poros umumnya terdapat bearing. Bearing pada alternator berfungsi untuk memungkinkan rotor dapat berputar dengan lembut.

4. Rotor

Rotor merupakan bagian yang berputar di dalam alternator. Pada rotor terdapat kumparan rotor (rotor coil) yang berfungsi untuk membangkitkan medan magnet. Rotor dilengkapi dengan brush dan slip ring. Brush yang terdapat pada rotor berfungsi sebagai kutub-kutub magnet. Slip ring yang terdapat pada alternator berfungsi sebagai penyalur listrik ke kumparan rotor. Rotor akan membangkitkan medan magnet setelah rotor coil dialiri arus listrik dari baterai.

5. Stator coil

Stator coil adalah bagian yang diam dan terdiri dari tiga kumparan yang pada salah satu ujungnya dijadikan satu. Konstruksi dari stator coil disebut hubungan "Y" atau bintang tiga pase. Bagian tengah yang menjadi satu adalah pusat gulungan yang disebut titik netral atau terminal N. Pada bagian kabel lainnya akan menghasilkan arus bolak-balik.

Fungsi dari stator coil adalah membangkitkan arus listrik bolak-balik tiga pase. Stator akan menghasilkan tenaga listrik setelah rotor berputar dan timbul kemagnetan.

6. Dioda (rectifier)

Fungsi dioda adalah menyearahkan arus bolak-balik (AC) yang dihasilkan oleh stator coil menjadi arus searah (DC). Dioda juga berfungsi mencegah arus AC dari baterai ke alternator.

7. Rumah alternator

Rumah alternator berfungsi untuk menyediakan tempat berputar bagi alternator/rotor dengan celah sekecil mungkin. Fungsi lain dari rumah alternator adalah untuk melindungi semua komponen yang ada di dalamnya.

Sebutkan Komponen Sistem Pendinginan Dan Fungsinya

Sistem pendinginan merupakan bagian vital pada kendaraan. Dengan adanya sistem pendinginan, suhu mesin dapat terjaga dengan nomor sesuai dengan suhu kerjanya. Sistem pendinginan saat ini terdapat dua macam, yaitu sistem pendingin udara dan sistem pendingin air.

Seiring dengan kemajuan teknologi, sistem pendingin air lebih banyak digunakan pada kendaraan. Pendinginan yang lebih merata menjadi alasan para insinyur umunt menggunakan sistem pendingin air pada kendaraan. Namun konstruksinya yang rumit menyebabkan sistem pendingin air membutuhkan banyak komponen. Setiap komponen memiliki fungsi masing-masing. 

Nah sobat pasti ada yang belum tahu kan?  Berikut penjelasan mengenai komponen sistem pendinginan.

1. Radiator

Radiator

Radiator berfungsi untuk mendinginkan cairan pendingin. Dalam radiator terdapat tiga bagian utama, yaitu bagian atas ( upper tank ), inti radiator ( radiator core ), dan bagian bawah ( lower tank ).

2. Tutup radiator

tutup radiator

Tutup radiator berfungsi untuk menaikkan tekanan air di dalam sistem pendinginan. Penggunaan tutup radiator yang bertekanan diutamakan sebab efek pendinginan radiator bertambah dan membuat perbedaan suhu antara udara luar dan cairan pendingin. Pada tutup radiator dilengkapi dengan relief valve dan vacuum valve.

3. Reservoir tank

Reservoir tank berfungsi sebagai tanki cadangan untuk menyimpan air saat suhu naik. Bila temperatur naik, maka cairan pendingin yang berlebihan akan dikirim ke reservoir tank. Bila temperatur turun, maka cairan pendingin yang ada pada reservoir tank akan kembali ke radiator. Hal ini untuk mencegah air pendingin terbuang dan mencegah radiator kekurangan cairan pendingin.

4. Pompa air

pompa air

Pompa air berfungsi untuk memgirim cairan pendingin melalui sistem pendingin dengan tekanan agar cairan pendingin dapat bersirkulasi. Umumnya yang banyak digunakan adalah tipe pompa sentrifugal.

5. Thermostat

thermostat

Thermostat adalah katup yang membuka dan menutup secara otomatis sesuai temperatur cairan pendingin. Thermostat berfungsi untuk mempercepat mesin mencapai suhu kerjanya. Bila temperatur pendingin rendah, katup menutup untuk mencegah agar air tidak masuk ke radiator. Bila temperatur naik, katup akan membuka dan kemudian cairan pendingin mengalir ke radiator.

6. Kipas pendingin

Fungsi dari kipas pendingin adalah menambah pendinginan dan menyerap panas radiator agar cairan menjadi dingin. Pada kipas pendingin terdapat dua macam, yaitu kioas pendingin yang digerakkan oleh mesin melalui fan belt dan kipas pendingin yang digerakkan oleh motor listrik.

7. Selang radiator

Selang radiator berfungsi sebagai media untuk mengalirkan cairan pendingin dari mesin ke radiator kemudian kembali lagi ke mesin.