Poros Penggerak Roda Belakang

Poros atau axle merupakan salah satu dari komponen unit sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk meneruskan putaran mesin dari differential untuk memutarkan roda kendaraan. Pada kendaraan berpenggerak roda belakang dan juga kendaraan all wheel drive, selain untuk memutarkan roda poros belakang juga berfungsi untuk menopang berat kendaraan. Poros belakang memiliki 3 jenis yang digunakan tergantung dari jenis kendaraannya.

Poros setengah mengembang ( semi floating )

poros setengah mengembang

Bila kita perhatikan kelihatan bahwa poros belakang mempunyai beban yang berat. Hal ini disebabkan berat kendaraan dan peran dari jembatan belakang dipikul oleh poros itu sendiri.  Selain bukan hanya menerima kedua macam beban yang berat tetapi ditugaskan juga untuk memutarkan roda belakang. Dalam hal ini poros ditugaskan untuk menggerakkan kendaraan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa poros bekerja untuk memikul seluruh berat kendaraan dan menggerakkan kendaraan supaya dapat bergerak maju. Poros dengan konstruksi ini hanya dapat digunakan untuk kendaraan ukuran ringan.

Keuntungan :

  1. Konstruksi sederhana.
  2. Mudah dalam perawatan.
  3. Biaya produksi murah.
Kelemahan :
  1. Kemungkinan poros menjadi bengkok atau patah karena beban kendaraan dipikul oleh poros tersebut.
  2. Jika kendaraan overload poros dapat patah sangat berbahaya karena kemungkinan roda bisa lepas karena tidak ada yang menahannya.

Poros 3/4 mengambang ( three quarter floating )

three quarter floating

Berat kendaraan dan berat jembatan belakang dipikul bersama-sama oleh poros belakang dan roda. Seperempat bagian dari beban dipikul oleh poros belakang dan 3/4 bagian oleh roda. Konstruksi ini banyak digunakan untuk kendaraan kendaraan sedan.

Keuntungan :

  1. Apabila poros patah kemungkinan roda tidak akan lepas karena ada yang menahannya.

Kelemahan :

  1. Kemungkinan poros bisa bengkok.

Poros mengambang ( full floating )

full floating

Konstruksi ini banyak digunakan untuk kendaraan kendaraan ukuran berat. Seluruh berat kendaraan dan percepatan belakang dipikul oleh roda. Dengan demikian poros belakang bebas dari pikulan yang berat. Poros belakang hanya berfungsi untuk memutarkan roda belakang. Di bagian luar ujung poros belakang dilengkapi dengan flens dan melekat pada bagian roda sehingga roda dapat diputarkan oleh poros tersebut. Keunggulam dari konstruksi ini adalah apabila porosnya patah seluruh bagian dari jembatan belakang terutama rodanya tidak perlu dibongkar guna mengeluarkan poros yang patah untuk diganti dengan yang baru.

Poros Depan pada Kendaraan

Poros yang berarti sumbu atau as tempat di mana roda berputar pada kedua ujungnya. Poros depan berfungsi untuk menunjang roda agar dapat berputar pada ketua ujung poros dan roda juga dapat membelok ke kiri atau ke kanan. Selain itu roda pun harus dapat dengan bebas bergerak ke atas atau ke bawah.

Jenis-jenis Poros Depan

1. Poros depan kaku

Poros depan jenis ini banyak digunakan pada kendaraan ukuran berat terutama truk dan juga menggunakan pegas daun. Ada 2 macam poros depan kaku, yaitu :

poros depan

Poros depan ELLIOT ( bentuk canggah )

Ujung poros ini memiliki canggah. Diantara kedua pipi canggah itu disisipkan batang gerak kemudi (steering knuckle) yang diperkuat oleh king pin. Bila roda berbelok dan steering knuckle berputar, maka king pin ikut berputar. Karena itu kedua sisi canggah dibuat nipel (tempat memasukan minyak pelumas). King pin ditahan oleh baut penjamin pada batang gerak kemudi. Roda dipasang pada tempat roda berputar (spindle). Berbeloknya roda disebabkan oleh bergeraknya spindle, karena spindle digerakkan oleh batang gerak kemudi.

Poros depan reverse ELLIOT ( bentuk tinju )

Model ini merupakan kebalikan dari model poros depan ELLIOT, karena gerak kemudi poros depan jenis ini poros disisipkan pada canggah batang gerak kemudi. Di sini king pin diam karena tertekan oleh baut penjamin pada poros tinju.

2. Poros depan berporos bebas

poros depan

Poros ini menggunakan pegas spiral. Sesuai dengan namanya bebas atau independen, untuk membuat suatu gerak yang bebas tadi maka sistem suspensi yang dapan digunakan adalah macpherson dan wishbone. Pada kedua ujung lengan suspensi bagian luarnya menggunakan sambungan peluru sedangkan pada pegangan ujung-ujungnya bagian dalam di pasang bushing karet. Poros depan jenis ini banyak digunakan pada kendaraan ringan.

3. Poros depan memutarkan roda

front axle

Maksudnya adalah roda-roda depan juga sebagai roda penggerak. Bentuk poros macam ini sama seperti poros belakang yang dapat memutarkan roda. Untuk dapat membelokkan roda maka pada kedua ujung sembuh ini  diberi join. Poros jenis ini digunakan pada kendaraan berpenggerak depan.

Cara Mengetahui Kerusakan Kopling Mobil

kerusakan kopling mobil

Kopling adalah bagian dari sistem pemindah tenaga yang digunakan untuk menghubungkan dan memutuskan putaran mesin dari mesin ke input transmisi. Masalah pada kopling seringkali terjadi seiring dengan pemakaian dan bagaimana cara kita mengoperasikannya. Masalah pada kopling jangan dianggap remeh karena dapat mengancam keselamatan kita saat berkendara.

Sebelum kita mengetahui gejala kerusakan pada sistem kopling dan cara mengatasinya, akan lebih baik kita mengetahui komponen yang ada di dalam kopling dan fungsinya. Hal ini bertujuan untuk memudahkan kita dalam mendiagnosis kerusakan. Diagnosis kerusakan pada kopling mobil dapat diketahui sebagai berikut.

Diagnosis Kerusakan Kopling Selip

Cek saat mobil dalam keadaan diam, prosedurnya sebagai berikut.
  1. Start kendaraan dan panaskan mesin untuk operasi suhu yang normal, jangan lupa ganjal roda kendaraan, dan aktifkan rem parkir.
  2. Masukkan transmisi ke gigi tertinggi dan lepaskan pedal kopling pelan-pelan. Jika kopling terhubung dengan benar, maka putaran mesin harus segera turun, tetapi jika terjadi penundaan penurunan putaran mesin maka hal ini dapat dipastikan kondisi kopling selip.

Cek saat mobil berjalan, prosedurnya sebagai berikut
  1. Setelah mesin mencapai suhu kerjanya, perlahan-lahan percepat sampai 25-30 km/jam pada gigi transmisi tertinggi.
  2. Tekan pedal gas sepenuhnya untuk membuat percepatan penuh. Jika rpm mesin meningkat tanpa diikuti dengan peningkatan kecepatan kendaraan yang signifikan, berarti kopling selip dan perlu penggantian kampas kopling.

Diagnosis kerusakan kopling berbunyi

Bunyi kopling disebabkan oleh kopling yang slip berulang kali, akhirnya hubungan plat penekan dan permukaan fly wheel tidak normal. Suara kopling menghasilkan getaran, getaran ini dapat dirasakan dan dapat menyambar ke bodi kendaraan sehingga dapat menyebabkan kebisingan pada body.

Kopling bunyi bisa disebabkan oleh minyak atau oli pada pelat kopling, pelat kopling mengkilap, longgar atau rusak, peredam torsi usang, bengkok atau pelat kota terdistorsi, clutch cover longgar, pin pada roda gaya hilang, dan run out gaya berlebihan. Hot spot pada fly wheel dapat menyebabkan pelat kopling saat menjepit tidak rata sehingga mengakibatkan suara.

Diagnosis kerusakan kopling menarik ( tidak mau bebas )

Kopling menarik merupakan suatu kondisi dimana kopling tidak bebas sepenuhnya. Gejalanya bisa berupa gigi transmisi sulit berpindah dari netral ke gigi satu. Untuk mengetahui kerusakan ini lakukanlah pemeriksaan seperti berikut.
  1. Start kendaraan dan panaskan mesin dan transmisi sehingga mencapai suhu kerja.
  2. Transmisi dalam posisi netral dan jalankan mesin pada putaran idle.
  3. Injak pedal kopling, tunggu sembilan detik, dan masukkan transmisi pada gigi mundur.
  4. Jika terdengar suara roda gigi gemetar menunjukkan kopling belum sepenuhnya bebas.
Diagnosis kerusakan suara pada unit kopling

1. Suara pada bearing transmisi, yaitu suara hilang setelah pedal kopling ditekan.

Jika kebisingan muncul pada saat pedal kopling ditekan sepenuhnya dan roda gigi transmisi pada gigi rendah, maka penyebabnya adalah bantalan pembebas rusak. Untuk memastikannya, gigi transmisi harus benar-benar berhenti. Jika kebisingan bertambah parah, maka penyebabnya adalah bantalan pembebas, karena poros engkol berputar dan poros transmisi berhenti.

2. Bantalan pembebas rusak, yaitu kebisingan dimulai selama pedal kopling ditekan.

Posisikan transmisi pada posisi netral dan lepaskan injakan pedal kopling sedikit sampai gigi transmisi berputar. Pada saat ini bantalan pivot berhenti berputar namun bantalan pembebas masih berputar. jika suara itu berhenti, menandakan bahwa bantalan pivot rusak. jika kebisingan terjadi terus maka dapat dipastikan bantalan pembebas rusak.

3. Clutch cover rusak, yaitu kebisingan dan getaran terjadi pada saat pedal kopling ditekan setengah langkah.

Ketika mendiagnosis suara bantalan pembebas pastikan memeriksa penyetel FreePlay kopling. Ketinggian ujung pegas diafragma yang tidak merata dapat menyebabkan sleep antara bantalan pembebas dan diafragma yang akan menimbulkan kebisingan.

4. Bantalan pilot rusak dan suara muncul setelah pedal kopling ditekan sepenuhnya.

Beberapa suara dapat disebabkan oleh getaran dan kurangnya pelumasan pada poros dari garpu pembebas. Pastikan untuk melumasi titik-titik ini dengan gemuk. Untuk mempersiapkan pemeriksaan ini mesin harus dihidupkan pada kecepatan idle dan sistem penggerak kopling harus disetel untuk mendapatkan FreePlay yang benar.

Oskilasi pada Kendaraan

Saat kendaraan berjalan melewati jalan yang tidak rata atau bergelombang maupun saat melaju dengan kecepatan tinggi pasti terdapat guncangan. Guncangan pada kendaraan biasa disebut dengan oskilasi. Oskilasi merupakan pergerakan bodi kendaraan akibat gaya yang diterima dari luar.

SPRUNG WEIGHT DAN UNSPRUNG WEIGHT
sprung weight

Berat bodi dan lain-lainnya yang ditopang oleh pegas-pegas disebut sprung weight. Dilain pihak, roda-roda dan poros komponen kendaraan lainnya yang tidak ditopang oleh pegas disebut unsprung weight.

Pada umumnya dapat dikatakan bahwa semakin besar sprung weightnya dari suatu kendaraan akan menjadikan makin baik karena tendensi body untuk terguncang akan menjadi berkurang. Sebaliknya, unsprung weight yang terlalu besar cenderung menyebabkan bodi mudah terguncang.

Oskilasi dan bergoyangnya bagian pegas dari kendaraan terutama body berpengaruh besar pada kenikmatan kendaraan. oskilasi dan goyangan ini dibedakan sebagai berikut.

A. OSKILASI SPRUNG WEIGHT

PITCHING
pitching

Pitching adalah oskilasi naik turunnya bagian depan dan belakang berhubungan dengan titik berat depan dan belakang kendaraan. Hal ini terjadi khususnya bila kendaraan melalui jalan yang kasar dan berlubang. Pitching juga mudah terjadi pada kendaraan yang pegasnya lemah dibandingkan dengan pegas yang lebih keras.

ROLLING
rolling

Ketika kendaraan membelok atau melalui jalan yang bergelombang, salah satu pegasnya satu sisi kendaraan mengembang, dan pada satu sisi lainnya mengkerut. Hal ini mengakibatkan bodi berputar ( rolling ) dalam arah yang lurus ( dari sisi ke sisi ).

BOUNCING
bouncing

Bouncing adalah gerakan naik-turunnya kendaraan secara keseluruhan. Bila kendaraan berjalan pada kecepatan tinggi melalui jalan yang bergelombang, maka seolah-olah terjadi gerakan naik-turun. Juga mudah terjadi bila keadaan pegas lemah.

YAWING
yawing

Yawing adalah gerakan body kendaraan arah memanjang, ke kanan dan ke kiri terhadap titik tengah ( centerline ). Pada permukaan jalan dimana terjadinya pitching sepertinya juga terjadi yawing.

B. OSKILASI UNSPRUNG WEIGHT

HOPPING

Hopping adalah gerakan melambung ( bouncing ) roda-roda ke atas dan ke bawah yang biasanya terjadi pada jalan-jalan yang bergelombang pada saat kendaraan kecepatan sedang dan tinggi.

TRAMPING

Tramping adalah gerakan oskilasi turun-naik pada arah berlawanan pada roda kiri dan kanan melompat terhadap permukaan jalan. Keadaan ini mudah terjadi pada kendaraan yang menggunakan suspensi poros rigid.

WIND-UP

Wind-up adalah gejala dimana pegas daun melintir disekeliling poros yang disebabkan momen penggerak ( driving torque ) kendaraan

Jenis Jenis Transmisi Manual

Transmisi adalah Komponen kedua dari unit pemindahan daya pada mobil yang bekerja memindahkan tenaga dan putaran dari kopling ke differential. Letak transmisi pada kendaraan adalah setelah kopling. Secara garis besar transmisi bekerja untuk mengatur tingkat kecepatan pada kendaraan mempunyai fungsi sebagai berikut:
  1. Mengatur tingkat kecepatan pada saat kendaraan berjalan.
  2. Menetralkan kendaraan.
  3. Memungkinkan kendaraan berjalan mundur.
  4. mengubah momen saat kendaraan berjalan naik.
  5. meneruskan putaran dari mesin ke propeller shaft.
Pada artikel kali ini saya akan membahas tentang jenis-jenis transmisi manual penggerak belakang pada kendaraan. Konsep kerja transmisi manual penggerak belakang terdiri atas sliding mesh, constant mesh, dan synchromesh. Dari ketiga konsep kerja tersebut memiliki perbedaan. Perbedaan apa saja yang ada pada masing-masing konsep kerja ? Mari kita simak pembahasan berikut.

1. Sliding mesh

Transmisi sliding mesh merupakan jenis transmisi yang pertama kali digunakan pada kendaraan. Perpindahan gigi pada gigi ini adalah dengan cara digeser. Namun seiring dengan perkembangan zaman, transmisi jenis ini sudah tidak lagi digunakan karena memiliki beberapa kelemahan diantaranya perpindahan gigi yang kasar sehingga mengeluarkan bunyi yang kasar dan memerlukan waktu yang lama untuk berpindah gigi.

sliding mesh

Prinsip kerja hubungan sliding mesh didasarkan pada hubungan antara 2 roda gigi yang dapat digeser-geser. Hubungan ini umumnya hanya digunakan untuk jenis roda gigi lurus. Cara kerja transmisi ini saat kecepatan 1 pada roda gigi D bertemu dengan roda gigi C, sedangkan untuk kecepatan 2 adalah roda gigi A bertemu dengan roda gigi B. Untuk posisi netral tidak ada roda gifi yang bertemu.

2. Constant mesh

Sesuai dengan namanya yaitu constant mesh yang berarti hubungan tetap, roda gigi yang berhubungan tetap dan yang berpindah hanyalah hubnya. Sama seperti sliding mesh, konsep kerja transmisi ini sudah tidak lagi digunakan karena perpindahan yang masih kurang halus.

constant mesh

Cara kerja transmisi jenis constant mesh saat kecepatan 1 adalah roda gigi D dan C terhubung, kemudian hub bergeser ke kanan. Sedangkan saat kecepatan 2 roda gigi A dan B terhubung, kemudian hub bergeser ke kiri. Untuk posisi netral hub tidak mencengkeram roda gigi B maupun C.

3. Synchromesh

synchromesh

Pada saat ini transmisi manual dengan tipe synchromesh merupakan yang paling banyak digunakan karena perpindahan yang halus dan cepat. Hubungan synchromesh pada dasarnya menggunakan perkaitan gigi tetap atau constant mesh. Ring synchromesh hanyalah sebuah media penghubung yang membuat perkaitan gigi menjadi lembut. Selain itu ring synchromesh mempunyai fungsi untuk pengereman pada saat terjadi pertukaran kecepatan pada kendaraan. Penempatan ring synchromesh pada transmisi tipe ini dirancang agar tidak terjadi hentakan pada saat kendaraan berpindah kecepatan.

Sebutkan Komponen Torque Converter Dan Fungsinya

Pada saat ini penggunaan transmisi otomatis semakin banyak digunakan pada kendaraan. Perlu kalian ketahui bahwa transmisi otomatis memiliki kopling. Kopling yang digunakan pada transmisi otomatis adalah kopling hidrolik atau yang lebih dikenal dengan sebutan torque converter.

Torque converter adalah bagian dari sistem pemindah tenaga yang digunakan untuk mengubah ( memperbesar ) momen puntir. Fungsi dari torque converter adalah sebagai berikut:
  1. Memperbesar momen ( torque ) yang dihasilkan oleh mesin.
  2. Bekerja sebagai kopling otomatis.
  3. Meredam getaran yang diakibatkan oleh momen dari mesin.
  4. Menggerakkan pompa hidrolik.
  5. Menyalurkan putaran mesin dengan lembut.
Kita telah mengetahui prinsip kopling yang hanya sebagai penghubung dan pemutus putaran dari mesin ke transmisi. Kita juga telah mengetahui bahwa kopling gesek biasa tidak dapat memperbesar momen dan juga kasar tidaknya hubungan antara fly wheel mesin dengan pelat kopling akan bergantung pada cara pengoperasian yang dilakukan oleh pengemudi. Dari penjelasan tersebut dapat kita simpulkan bahwa torque converter memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan kopling gesek biasa, yaitu:
  1. Memperbesar momen torsi dari mesin ke transmisi otomatis.
  2. Penyambungan berlangsung dengan lembut saat penyaluran daya dan putaran mesin.
  3. Meredam getaran yang diakibatkan oleh putaran mesin saat kendaraan beroperasi.
  4. Mudah perawatannya dan tidak memerlukan penyetelan.
prinsip kerja torque converter

Prinsip kerja torque converter dapat kita peragakan dengan menggunakan dua kipas angin yang diletakkan secara berhadapan, dimana kipas A dalam kondisi ON dan kipas B dalam kondisi OFF. Pada saat putaran rendah hembusan angin dari kipas A belum mampu untuk memutar kipas B, namun saat kipas A berputar sedikit kencang maka kipas B akan perlahan mulai berputar dengan putaran rendah. Saat kipas A berputar cepat maka kipas B akan ikut berputar semakin kencang. Hal ini dapat diterangkan dengan menganggap bahwa kipas A bertindak sebagai kompresor dan kipas B bertindak sebagai turbin. Konsep dua kipas ini dijadikan sebagai dasar prinsip kerja dari torque converter.

Komponen Torque Converter

komponen torque converter

1. Pump impeller

Pump impeller tersambung tetap dengan rumah torque converter yang diikat dengan fly wheel sehingga apabila mesin berputar maka rumah torque converter akan ikut berputar bersama pump impeller. Pump impeller terdiri dari vane dan guide ring. Dengan begitu ketikan pump impeller berputar maka fluida yang ada di dalamnya akan terlempar keluar akibat adanya gaya sentrifugal. Lontaran fluida saat pump impeller bekerja akan menghasilkan energi kinetik yang kemudian memutar turbine runner. Fungsi dari pump impeller adalah untuk membangkitkan tekanan dan aliran fluida dalam sistem torque converter.

2. Stator blade

Stator blade terpasang pada poros yang dikaitkan pada transmission case melalui sebuah one way clutch. Fungsi dari one way clutch adalah untuk menjaga putaran dari stator agar searah dengan putaran pump impeller sehingga stator tidak berputar melawan arah saat putaran pump impeller dan turbine runner dalam kecepatan yang sama. Stator blade terletak diantara pump impeller dan turbine runner. Fungsi stator blade adalah membentuk sudut tekan atau alir oli dan membangun monen sesuai dengan prinsip kerja transmisi serta mencegah agar turbine runner berputar tidak berlawanan arah. Selain itu, stator blade berfungsi untuk mengarahkan fluida dari turbine runner ke pump impeller terlontar telat pada vane pump impeller. Fluida yang terlontar melewati stator blade masih mempunyai tekanan sehingga menambah momen puntir pada pump impeller.

3. Turbine runner

Sama seperti stator blade, turbine runner akan berputar apabila aliran fluida dari oil pump yang akan bersirkulasi dalam torque converter case. Turbine runner berfungsi mengubah energi kinetik menjadi energi mekanik untuk memutar input shaft transmisi.

Demikian ulasan mengenai pengertian, fungsi, keunggulan, prinsip kerja, dan komponen dari torque converter. Semoga bermanfaat bagi sobat yang membaca artikel ini. Jangan lupa share artikel supaya banyak yang semakin tahu tentang otomotif.

Komponen Sistem Kemudi

Sistem kemudi pada kendaraan berfungsi untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda depan. Cara kerja sistem ini adalah bila roda kemudi atau stir mobil diputar, steering column akan meneruskan putarannya ke steering gear. Steering gear memperbesar tenaga putaran ini sehingga dihasilkan momen yang lebih besar untuk menggerakkan roda depan melalui steering linkage.

Bagian Utama Sistem Kemudi

sistem kemudi


1. Steering Column

Steering column terdiri dari main shaft yang meneruskan putaran stir kemudi ke steering gear, dan column tube yang mengikat main shaft ke body kendaraan. Steering column merupakan mekanisme penyerap energi yang menyerap gaya dorong dari pengemudi saat terjadi kecelakaan. Steering column dipasang pada bodi melalui bracket column tipe break away sehingga steering column dapat bergeser turun pada saat terjadinya kecelakaan.

Selain sebagai mekanisme penyerap energi, pada steering column kendaraan saat ini terdapat sistem kontrol kemudi. Misalnya mekanisme steering lock untuk mengunci main shaft, mekanisme tilt steering untuk memungkinkan pengemudi menyetel posisi vertikal roda kemudi, dan telescopic steering untuk mengatur panjang main shaft agar memperoleh posisi kemudi yang sesuai dengan pengemudi.

Bagian bawah main shaft dihubungkan pada steering gear melalui universal joint yang berfungsi untuk memperkecil pengiriman kejutan yang diakibatkan oleh keadaan jalan dari steering gear ke roda kemudi.

2. Steering Gear

Steering gear berfungsi untuk mengarahkan roda depan. Selain itu, steering gear berfungsi sebagai gigi reduksi untuk meningkatkan momen agar kemudi menjadi ringan. Untuk itu diperlukan perbandingan gigi reduksi. Biasanya perbandingan gigi steering gear antara 18 sampai 20:1.

3. Steering Linkage

Steering linkage terdiri dari rod dan arm yang meneruskan tenaga dari steering gear ke roda depan. Ada beberapa tipe steering linkage dan konstruksi joint yang dirancang untuk mempengaruhi kestabilan, diantaranya:

  1. Steering linkage untuk suspensi rigid

Steering linkage tipe ini terdiri dari pitman arm, drag link, knuckle arm, tie rod, dan tie rod end yang mempunyai pipa untuk menyetel panjang rod.

  2. Steering linkage untuk suspensi independen

Pada tipe ini terdapat sepasang tie rod yang disambungkan dengan relay rod sebuah pipa dipasang diantara tie rod dan tie rod end untuk menyetel panjang rod.

Jenis Jenis Kopling Dan Contoh Aplikasinya

Kopling merupakan bagian penting pada kendaraan karena kopling berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan tenaga dari mesin menuju transmisi. Semua kendaraan pasti memiliki kopling. Bahkan panda kendaraan yang menggunakan transmisi matic pun memiliki kopling.

Baca juga : Komponen Kopling dan Fungsinya

Di dunia ini terdapat banyak jenis kopling. Tidak hanya pada kendaraan, kopling juga terdapat pada kompresor AC. Untuk lebih mengetahui jelasnya, berikut ini akan kami jelaskan mengenai jenis-jenis kopling pada kendaraan.

Kopling Gesek
kopling gesek
Dinamakan kopling gesek karena untuk melakukan pemindahan daya adalah dengan memanfaatkan gaya gesek yang terjadi pada bidang gesek. Kopling gesek memiliki beberapa jenisnya, yaitu:

1. Kopling piringan ( disc clutch )
Kopling piringan adalah unit kopling dengan bidang gesek berbentuk piringan/disc.

2. Kopling konis ( conis clutch )
Kopling konis adalah unit kopling dengan bidang gesek berbentuk konis.

3. Kopling pelat tunggal
Kopling pelat tunggal adalah unit kopling dengan jumlah piringan kopling hanya satu.

4. Kopling pelat ganda atau banyak
Kopling pelat ganda atau banyak adalah unit kopling dengan jumlah piringan lebih dari satu.

5. Kopling basah
Kopling basah adalah unit kopling dengan bidang gesek ( piringan/disc ) terendam cairan/minyak atau bisa juga oli. Kopling basah banyak kita jumpai pada sepeda motor.

6. Kopling kering
Kopling kering adalah unit kopling dengan bidang gesek tidak terendam cairan/minyak ( bahkan tidak boleh ada cairan/minyak ) karena dapat menyebabkan selip. Jenis kopling ini dapat kita temui pada mobil dengan transmisi manual.

7. Kopling pegas spiral
Kopling oegpe spiral adalah unit kopling dengan pegas penekannya berbentuk spiral. Kelebihan kopling ini adalah penekanannya kuat dan kerjanya cepat. Sedangkan kekurangannya adalah penekan kopling berat, tekanan pada pelat penekan kurang merata. Kopling pegas spiral ini banyak digunakan pada kendaraan menengah dan berat yang mengutamakan kekuatan dan bekerja pada putaran lambat.

8. Kopling pegas diafragma
Kopling diafragma menggunakan pegas penekan berbentuk diafragma. Kopling jenis ini banyak digunakan pada kendaraan ringan yang mengutamakan kenyamanan.

Kopling Magnet


kopling magnet

Disebut kopling magnet karena didalam pemindahan daya dengan memanfaatkan gaya magnet. Kopling jenis ini kebanyakan dipakai untuk kopling kompresor AC ( Air Conditioner ).

Kopling Satu Arah
kopling satu arah

Kopling satu arah adalah kopling otomatis yang memutus hubungkan poros penggerak dan yang digerakkan bergantung pada perbandingan kecepatan putaran sudut dari poros-poros tersebut.

Kopling Hidrolik

Kopling ini melakukan pemindahan daya dengan memanfaatkan tenaga hidrolik.

Baca selengkapnya : Komponen kopling hidrolik

Nah begitu sob penjelasan mengenai jenis-jenis kopling dan ada beberapa contoh aplikasinya. semoga bermanfaat bagi sobat dan menambah wawasan. Terimakasih telah berkunjung ke blog ini.

Sebutkan Komponen Kopling dan Fungsinya

Kopling merupakan bagaian dari sistem pemindah tenaga untuk memindahkan tenaga putar mesin menuju transmisi secara halus tanpa ada kejutan.
Secara umum kopling berfungsi untuk menghubungkan dan melepaskan tenaga dari mesin ke transmisi melalui kerja pedal selama perkaitan gear.

Baca juga : Jenis-jenis Kopling

Jika kita amati dengan cermat, kopling bekerja dengan cepat. Proses kerjanya ini terbagi menjadi dua, yaitu pada saat pedal kopling ditekan dan pada saat pedal kopling dilepas.

cara kerja kopling

Pada saat pedal kopling ditekan, tenaga dari mesin yang disalurkan akan terputus, karena pada saat pedal kopling ditekan maka gaya tenkannya akan menggerakkan garpu pembebas. Garpu pembebas kemudian menekan release bearing sehingga per kopling tertekan dan plat penekan akan terangkat sedikit. Hal ini membuat kampas kopling yang awalnya terjepit diantara plat penekan dan fly wheel akan menjadi terbebas dan putaran dari mesin ke transmisi menjadi terputus.

Pada saat pedal kopling dilepas atau tidak ditekan, tenaga dari mesin yang tadinya terputus akan kembali terhubung. Hal ini disebabkan garpu pembebas yang tadinya menekan release bearing kembali ke posisinya semula dan release bearing ikut terbebas sehingga pegas kembali menekan plat penekan yang membuat plat kopling terjepit diantara plat penekan dan fly wheel.

Kopling yang baik harus memiliki 3 syarat yang harus dimiliki, yaitu:
  1. Mampu memutuskan dan menghubungkan putaran mesin ke transmisi secara lembut.
  2. Setelah terhubung, kopling dapat memindahkan seluruh daya secara penuh tanpa selip.
  3. Harus dapat membebaskan dan menghubungkan putaran dari mesin ke transmisi dengan sempurna dan cepat.

Di dalam kopling terdapat banyak komponen penting yang memiliki fungsi masing-masing. Berikut ini merupakan komponen kopling beserta fungsinya.
komponen kopling
1. Garpu pembebas

Alat ini berupa tuas yang berfungsi untuk menggerakkan bantalan pembebas.

2. Bantalan pembebas

Bantalan pembebas ini dipasang pada penahan bantalan poros kopling. Bantalan ini dapat bergerak secara aksial pada tempatnya. Gerakan mendekati kopling akan menekan pegas difragma atau tuas pengungkit pelat penekan kopling yang akan memutus pemindahan daya. Pada kedudukan normalnya, bantalan pembebas ini tidak akan menekan pegas diafragma atau tuas pengungkit.

3. Clutch cover ( tutup kopling )

Clutch cover melekat pada fly wheel yang berfungsi sebagai tempat dudukan dan jugapenutup atau rumah bagi komponen kopling yang terdapat didalamnya, seperti kampas kopling, pegas penekan, dan plat penekan.

4. Pegas kopling

Pegas kopling berfungsi untuk menekan pelat penekan terhadap pelat kopling.

5. Pressure lever atau tuas penekan

Tuas penekan berfungsi untuk meneruskan gaya pedal kopling yang melalui bantalan pembebas untuk menekan pegas penekan.

6. Pelat tekan / pressure plate

Pelat penekan ini berfungsi untuk menekan pelat kopling terhadap permukaan roda penerus sehingga terjadi pemindahan daya dari mesin ke pelat kopling akibat gesekan

7. Pelat kopling

Pelat kopling berfungsi untuk memindahkan tenaga putar dengan lembut tanpa selip dari rangkaian tutup kopling ke poros keluaran kopling.

8. Fly wheel

Fly wheel atau roda gila berfungsi sebagai tempat melekatnya rumah kopling.