Komponen Sistem Pengapian Pada Kendaraan
Sebuah kendaraan bermotor terdiri dari berbagai sistem yang terpadu sehingga menghasilkan tenaga gerak untuk menjalankannya. Salah satu sistemnya adalah sistem pengapian. Fungsi dari sistem pengapian, yaitu untuk menghasilkan percikan bunga api pada busi yang kuat dan tepat untuk memulai pembakaran campuran udara dan bahan bakar di ruang bakar pada motor bensin.
Syarat agar mesin kendaraan dapat hidup salah satunya harus ada pengapian. Percikan api pada busi harus terjadi pada saat yang tepat untuk menjamin pembakaran yang sempurna, sehingga mesin bekerja dengan halus dan ekonomis. Secara sederhana, campuran bahan bakar dan udara yang dikompresikan terjadi di dalam silinder setelah busi memercikkan bunga api sehingga diperoleh tenaga dorong akibat pemuaian gas hasil pembakaran, mendorong piston ke Titik Mati Bawah ( TMB ) menjadi langkah usaha. Oleh poros engkol gerak translasi tersebut diubah menjadi tenaga rotasi yang menggerakkan fly wheel, transmisi, sampai dengan roda.
KOMPONEN SISTEM PENGAPIAN
Pada dasarnya sistem pengapian merupakan rangkaian dari beberapa komponen. Komponen ini bekerja saling berkaitan. Berikut ini merupakan komponen dari sistem pengapian.
1. BATERAI
Baterai berfungsi sebagai penyedia tegangan listrik yang kemudian digunakan untuk memenuhi kebutuhan komponen sistem kelistrikan. Baterai pada sistem pengapian berfungsi sebagai sumber arus listrik. Namun jika baterai digunakan terus-menerus maka baterai akan cepat habis dan sistem pengapian pun tidak akan berfungsi. Oleh karena itu harus dilengkapi dengan sistem pengisian. Saat kendaraan berjalan sistem pengisian berfungsi sebagai penyuplai arus listrik sehingga baterai tetap awet atau tidak tekor. Itulah mengapa kendaraan bisa tetap berjalan walaupun baterai lemah.
2. FUSE
Semua komponen sistem kelistrikan pasti akan melewati fuse. Fuse berfungsi sebagai pengaman rangkaian sistem kelistrikan untuk mencegah terjadinya korsleting atau tegangan berlebih.
3. KUNCI KONTAK
Berfungsi sebagai penghubung dan pemutus arus listrik.
4. IGNITION COIL
Ignition coil berfungsi untuk menaikkan tegangan baterai dari 12V menjadi 13KV sampai 20KV. Tegangan sebesar ini membuat busi bisa memercikan bunga api sehingga terjadi proses pembakaran. Dalam ignition coil terdapat dua kumparan yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder.
5. DISTRIBUTOR
Distributor
Distributor merupakan satu kesatuan dari beberapa komponen sistem kelistrikan diantaranya adalah sebagai berikut.
Cam
Komponen ini terhubung dengan camshaft sehingga berputar. Putaran ini digunakan untuk mengatur pengapian. Cam pada distributor berfungsi untuk membuka dan menutup platina sehingga arus listrik dapat terputus dan terhubung pada kumparan primer.
Platina
Berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus listrik kumparan primer menuju masa sehingga pada ignition coil terjadi kemagnetan maupun self induksi yang dapat menyebabkan tegangan baterai dapat berubah dari 12V menjadi 13KV sampai 20KV.
Kondensor
Berfungsi sebagai penyimpan tegangan listrik sementara supaya tidak terjadi tegangan listrik terlalu besar di platina.
Rotor
Berfungsi untuk membagi tegangan tinggi ke masing-masing puisi sesuai firing order.
Governor Advancer
Berfungsi memajukan saat pengapian sesuai dengan putaran mesin.
Vakum Advancer
Berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin, ini dipengaruhi oleh kevakuman pada intake manifold.
6. KABEL TEGANGAN TINGGI
Tegangan yang dihasilkan oleh ignition coil sangat tinggi sehingga membutuhkan kabel dengan spesifikasi khusus. Kabel tegangan tinggi berfungsi untuk mengalirkan arus listrik tegangan tinggi dari ignition coil ke distributor lalu dari distributor ke busi.
7. BUSI
Busi berfungsi untuk memercikkan bunga api yang dihasilkan akibat adanya loncatan tegangan listrik dari elektroda ke masa. Kemudian percikan bunga api ini digunakan untuk membakar campuran udara dan bahan bakar sehingga terjadi proses pembakaran.
Cara Mengetahui Kerusakan Motor Starter
Peran motor starter pada kendaraan sangatlah penting terutama pada mobil, sebab jika motor starter mengalami kerusakan mesin mobil tidak akan hidup. Namun jika dalam kondisi darurat cara mengatasinya kita harus bersusah payah mendorong mobil agar bisa hidup.
Baca juga : Komponen Motor Starter
Kerusakan pada motor starter dapat kita atasi sendiri. Namun sebelumnya anda harus tahu tentang komponen motor starter beserta fungsinya agar tidak asal dalam mendiagnosis kerusakan pada motor starter. Diagnosis ini bertujuan untuk mencari sumber kerusakan. Apa sajakah kerusakan atau gangguan yang ada pada motor starter dan bagaimana cara mengatasinya ? Simak pembahasan berikut.
A. Motor starter tidak berputar atau tidak bekerja pada saat kunci kontak posisi start
Untuk melakukan pemeriksaan, hidupkan lampu kendaraan. Setelah menghidupkan lampu kita dapat mengetahui penyebab dari gangguan tersebut.
- Bila lampu tidak menyala, kemungkinan penyebabnya adalah hubungan kabel positif atau kabel massa terputus, bisa juga baterai kosong. Cara mengatasinya periksa kabel baterai dan terminal baterai, kencangkan apa bila terdapat mur dan baut yang kendur, ukur tegangan baterai, tegangan baterai tidak boleh dibawah 12 volt. Jika tegangan baterai kurang dari 12 volt, lakukan pengisian baterai.
- Lampu menyala, namun ketika distart tiba-tiba lampu mati. Kemungkinan penyebabnya adalah arus listrik yang mengalir kurang, karena adanya rugi tegangan. Ini terjadi karena oksidasi atau biasa kita kenal dengan korosi pada soket kabel dan pada sambungan terminal baterai. Cara mengatasinya bersihkan pool baterai dari kemungkinan korosi dan pastikan hubungan yang baik antara baterai dengan motor starter.
- Lampu menyala, namun ketika distart lampu menjadi redup. Biasanya kondisi ini terjadi karena kapasitas baterai telah berkurang. Cara mengatasinya lakukan pengisian baterai.
- Lampu menyala terang. Hubungkan terminal 30 dengan terminal 50 motor starter. Jika motor starter berputar, maka kemungkinan penyebabnya adalah terputusnya hubungan kabel dari kunci kontak terminal 50 pada solenoide motor starter. Atau bisa juga terjadi kerusakan pada kunci kontak. Cara mengatasinya periksalah hubungan kabel, soket-soket starter, dan ganti apabila terdapat komponen yang rusak.
- Lampu menyala terang. Lepaskan terminal 30 pada solenoide motor starter dan hubungkan langsung ke terminal coil. Jika motor starter bisa berputar maka kemungkinan kerusakannya kerusakan adalah pada solenoide motor starter. Cara mengatasi ganti solenoide motor starter dengan yang baru.
- Sikat arang atau brush tidak duduk dengan benar sehingga kontak terhadap komutator tidak baik. Cara mengatasinya bersihkan dan perbaiki dudukan brush
- Sikat arang aus ( terlalu pendek ). Bila sikat arang sudah aus maka harus dilakukan penggantian sikat arang.
- Pegas penekan sikat arang kurang tekanannya sehingga sikat arang kurang rapat terhadap komutator. Bila ini terjadi tindakan yang harus dilakukan adalah mengganti pegas penekan sikat arang.
- Komutator kotor. Bila komutator sudah kotor, lakukan pembersihan pada komutator karena dapat menghambat aliran listrik.
- Komutator cacat atau terbakar. Cara mengatasinya lepas komutator kemudian perbaiki, namun jika sudah parah maka komutator perlu diganti.
- Kumparan angker rusak atau terjadi hubungan singkat. Cara mengatasinya perbaiki kumparan angker, jika sudah tidak layak lagi maka ganti angker dengan yang baru.
- Baterai kosong. Bila baterai kosong lakukan pengecasan baterai, namun jika baterai sudah rusak maka ganti baterai dengan yang baru.
- Arus kurang besar karena terjadi korosi pada terminal baterai. Cara mengatasinya bersihkan terminal baterai dari korosi bisa dengan di lap dengan air hangat atau amplas terminal baterai kemudian kencangkan pengikatan pool baterai.
- Dudukan sikat arang kurang baik. Cara mengatasi bersihkan dudukan sikat arang.
- Sikat arang aus atau terlalu tipis. Pemecahan masalah ini dengan mengganti sikat arang dengan yang baru sesuai spesifikasinya.
- Komutator kotor. Bersihkan komutator dari kotoran yang melekat.
- Kumparan medan atau field coil rusak. Jika ini sudah terjadi maka motor starter harus diganti.
- Roda gigi pinion starter rusak. Bila ini sudah terjadi gantilah roda gigi pinion starter.
- Roda gigi ring gear pada fly wheel rusak. Cara mengatasinya perbaiki kerusakan gigi pada ring gear atau ganti fly wheel.
Jika sobat mengalami gangguan ini pada motor starter, perlu diketahui penyebab dari gangguan roda gigi motor starter tidak bergerak maju pada saat distart adalah sebagai berikut.
- Penggerak pinion, gigi ulir memanjang kotor atau rusak. Cara mengatasinya lepas penggerak pinion, bersihkan jika gigi ulir terdapat kotoran, apabila keadaannya sudah parah maka perlu dilakukan penggantian.
- Solenoide starter rusak. Cara mengatasinya ganti solenoide motor starter.
- Pegas pengembali pinion lemah atau patah. Cara mengatasinya ganti pegas pengembali pinion.
Komponen Motor Starter dan Fungsinya
Sistem starter memiliki 3 macam berdasarkan cara pengoperasiannya, yaitu :
1. Starter mekanik
Starter mekanik adalah starter yang digerakkan dengan tenaga manusia. Contohnya adalah kick starter pada sepeda motor.
2. Starter elektrik
Starter elektrik adalah starter yang sumber tenaganya berasal dari arus listrik. Starter jenis ini banyak digunakan pada mobil dan sepeda motor.
3. Starter pneumatic
Starter pneumatic adalah starter yang sumber tenaganya dari udara yang bertekanan. Starter jenis ini banyak digunakan pada mesin kapal laut karena mesin kapal laut cukup besar.
Motor starter merupakan bagian utama dari sistem starter. Di dalam motor starter terdiri dari beberapa komponen. Komponen ini bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Berikut ini merupakan komponen motor starter dan fungsinya.
1. Yoke dan pole core
Yoke berfungsi sebagai tempat pole core yang diikat dengan sekrup. Yoke terbuat dari logam yang berbentuk silinder. Sedangkan pole core berfungsi sebagai penopang field coil dan memperkuat medan magnet yang ditimbulkan oleh field coil.
2. Field coil
Field coil terbuat dari tembaga yang dililitkan pada pole core motor starter. Field coil berfungsi untuk membangkitkan medan magnet. Akan tetapi ada beberapa jenis sepeda motor yang biasanya pada motor starter sudah dilengkapi dengan magnet permanen, sehingga tidak diperlukan field coil.
3. Armature
Armature berfungsi mengubah energi listrik menjadi energi mekanik, dalam bentuk gerak putar atau sebagai penghasil momen putar. Pada armature terdapat komutator yang bersentuhan langsung dengan brush.
4. Armature brake
Armature brake berfungsi sebagai pengereman putaran setelah lepas dari perkaitan dengan fly wheel.
5. Drive lever dan plunger
Drive lever berfungsi untuk mendorong pinion gear ke arah posisi berkaitan dengan fly wheel dan melepas perkaitan pinion gear dari perkaitan fly wheel. Plunger berfungsi untuk mendorong pinion gear dan mengikat drive lever.
6. Brush
Brush atau sikat terbuat dari tembaga lunak dan berfungsi untuk meneruskan arus listrik dari field coil ke armature coil langsung ke masa melalui komutator. Umumnya motor starter memiliki 4 buah brush yang dikelompokkan menjadi dua, yaitu 2 buah brush positif dan 2 buah brush negatif.
7. Starter clutch
Starter clutch berfungsi untuk memindahkan momen puntir shaft kepada roda penerus, sehingga dapat berputar. Komponen ini juga berfungsi sebagai pengaman dari armature coil bila mana roda penerus cenderung memutarkan pinion gear.
8. Sakelar magnet atau magnetic switch
Saklar magnet digunakan untuk menghubungkan dan melepaskan pinion gear ke roda penerus dan dari roda penerus, sekaligus mengalirkan arus listrik yang besar pada sirkuit motor starter melalui terminal utama. Pada saklar magnet terdapat 3 terminal utama yaitu terminal 50 dan 30 yang mendapat arus listrik dari baterai dan terminal C yang terhubung dengan field coil.
9. Komutator
Komutator berfungsi sebagai penghubung arus listrik dari field coil menuju armature coil melalui brush.
10. Pinion gear
Pinion gear berfungsi untuk menghubungkan putaran dari motor starter ke fly wheel agar dapat memutarkan poros engkol supaya mesin hidup.
Cara Kerja Sistem Pengisian
Baca juga
Pada saat kunci kontak ON
Saat kunci kontak ON ada 2 akibat, yaitu:
1. Lampu menyala
Penyebab lampu menyala adalah tegangan dari baterai diteruskan menuju fusible link lalu ke ignition switch. Setelah itu, tegangan mengalir ke fuse dan melewati charge warning lamp dan kemudian ke terminal L. Dari terminal L tegangan diteruskan menuju kontak poin O ( Po ) yanh menempel dengan kontak poin 1 ( P1 ). Dari P1 tegangan akan diteruskan menuju terminal E setelah itu ke masa. Itu yang mengakibatkan lampu menyala.
2. Terjadi kemagnetan pada rotor coil
Tegangan dari baterai menuju ke fusible link lalu ke ignition switch. Setelah itu, tegangan diteruskan ke fuse lalu ke terminal IG. Dari terminal IG tegangan diteruskan menuju PL 1 yang menempel PL 0. Setelah melewati PL 0 tegangan diteruskan menuju ke terminal F regulator lalu ke terminal F alternator kemudian ke brush positif lalu ke slip ring dan diteruskan ke rotor coil. Tegangan dari rotor coil menuju ke slip ring lalu ke brush negatif melewati terminal E alternator dan terakhir ke masa. Karena pada rotor coil mendapat tegangan maka terjadilah kemagnetan pada rotor.
Putaran Stasioner
1. Lampu mati
Pada saat mesin dinyalakan charge warning lamp harus mati. Matinya charge warning lamp disebabkan oleh berikut. Putaran mesin diteruskan ke puli mesin menuju puli alternator melalui bel maka saat mesin berputar, alternator pun juga ikut berputar. Puli alternator menggerakkan rotor. Pada rotor terdapat kemagnetan yang menyebabkan stator menghasilkan tegangan 3 pase dan tegangan netral. Tegangan netral diteruskan menuju terminal N alternator kemudian ke terminal N regulator. Setelah itu tegangan diteruskan menuju voltage relay kemudian ke terminal E regulator dan akhirnya ke masa. Voltage relay mendapat tegangan sehingga terjadi kemagnetan yang mengakibatkan P0 terhubung dengan P2.
Tegangan dari baterai menuju fusible link lalu ke ignition switch. Dari ignition switch tegangan diteruskan ke fuse kemudian ke charge warning lamp menuju terminal L. Dari terminal L tegangan diteruskan ke P0 yang terhubung dengan P2, setelah itu tegangan menuju terminal B regulator ke terminal B alternator kemudian ke dioda. Dioda berfungsi membuat tegangan menjadi searah sehingga tegangan dari terminal B ditolak oleh dioda dan tidak sampai ke masa. Hal ini menyebabkan lampu tidak menyala.
2. Terjadi pengisian baterai
Saat mesin berputar dan rotor terjadi kemagnetan maka stator coil menghasilkan tegangan 3 pase. Tegangan yang dihasilkan oleh stator coil berupa AC atau arus bolak-balik. Kemudian tegangan di searahkan oleh dioda menjadi DC. Tegangan DC 12 volt diteruskan ke terminal B alternator menuju ke fusible link kemudian ke baterai sehingga terjadi pengisian.
Putaran rendah dan menengah
Cara kerja alternator pada saat putaran rendah dan menengah hampir sama dengan saat putaran stasioner. Kemagnetan pada voltage regulator saat putaran rendah dan menengah masih kecil sehingga PL 0 berada diantara PL 1 dan PL 2. Sehingga tegangan dari baterai tidak melewati PL 1 tetapi dialih kan menunju ke resistor. Dari resistor tegangan diteruskan menuju terminal F regulator ke terminal F alternator kemudian ke brush dan slip ring lalu ke rotor coil. Dari rotor coil tegangan diteruskan ke slip ring dan brush kemudian ke terminal E alternator dan akhirnya ke masa. Kemagnetan pada rotor coil rendah karena tegangan dari baterai melewati resistor sehingga tegangan dari baterai kurang dari 12 volt. Hal ini juga menyebabkan arus yang dihasilkan oleh stator coil yang digunakan untuk mengisi baterai kurang dari 12 volt.
Putaran tinggi
Pada saat putaran tinggi tidak terdapat pengisian. Hal ini diakibatkan oleh kemagnetan yang tinggi pada voltage regulator sehingga PL 0 dan PL 2 terhubung. Tegangan dari baterai menuju fusible link lalu ke ignition switch kemudian ke fuse. Dari fuse tegangan diteruskan ke terminal IG lalu ke resistor kemudian ke PL 0 yang terhubung dengan PL 2. Dari PL 2 tegangan diteruskan ke terminal E dan akhirnya ke masa. Sehingga rotor coil tidak mendapatkan tegangan dan tidak ada kemagnetan. Karena tidak ada kemagnetan pada rotor coil stator coil tidak dapat menghasilkan tegangan. Sehingga tidak terjadi pengisian baterai.
Sebutkan Komponen Alternator dan Fungsinya
Baca juga : Cara Kerja Sistem Pengisian
Nah kali ini akan saya jelaskan komponen yang ada di dalam alternator beserta fungsinya. Biar tidak penasaran mari simak pembahasan berikut.
1. Puli
Puli merupakan bagian terdepan pada alternator yang berfungsi untuk memindahkan tenaga putar dari mesin ke alternator melalui belt. Saat mesin berputar maka alternator ikut berputar, kemudian putaran tersebut diteruskan ke rotor coil.
2. Kipas
Putaran pada alternator dapat menimbulkan panas. Selain itu komponen kelistrikan seperti dioda juga bisa panas saat bekerja. Panas yang berlebihan dapat menggangu kerja dari alternator. Untuk mengatasi hal ini, pada alternator terdapat kipas. Fungsi kipas ini adalah mendinginkan dioda dan kumparan-kumparan pada alternator.
3. Bearing
Komponen yang berputar dan memiliki poros umumnya terdapat bearing. Bearing pada alternator berfungsi untuk memungkinkan rotor dapat berputar dengan lembut.
4. Rotor
Rotor merupakan bagian yang berputar di dalam alternator. Pada rotor terdapat kumparan rotor (rotor coil) yang berfungsi untuk membangkitkan medan magnet. Rotor dilengkapi dengan brush dan slip ring. Brush yang terdapat pada rotor berfungsi sebagai kutub-kutub magnet. Slip ring yang terdapat pada alternator berfungsi sebagai penyalur listrik ke kumparan rotor. Rotor akan membangkitkan medan magnet setelah rotor coil dialiri arus listrik dari baterai.
5. Stator coil
Stator coil adalah bagian yang diam dan terdiri dari tiga kumparan yang pada salah satu ujungnya dijadikan satu. Konstruksi dari stator coil disebut hubungan "Y" atau bintang tiga pase. Bagian tengah yang menjadi satu adalah pusat gulungan yang disebut titik netral atau terminal N. Pada bagian kabel lainnya akan menghasilkan arus bolak-balik.
Fungsi dari stator coil adalah membangkitkan arus listrik bolak-balik tiga pase. Stator akan menghasilkan tenaga listrik setelah rotor berputar dan timbul kemagnetan.
6. Dioda (rectifier)
Fungsi dioda adalah menyearahkan arus bolak-balik (AC) yang dihasilkan oleh stator coil menjadi arus searah (DC). Dioda juga berfungsi mencegah arus AC dari baterai ke alternator.
7. Rumah alternator
Rumah alternator berfungsi untuk menyediakan tempat berputar bagi alternator/rotor dengan celah sekecil mungkin. Fungsi lain dari rumah alternator adalah untuk melindungi semua komponen yang ada di dalamnya.
Komponen Utama Sistem Penerangan
Komponen tersebut memiliki fungsi masing-masing. Untuk lebih jelasnya mari kita simak pembahasan berikut.
Komponen utama sistem penerangan
1. Baterai
Berdasarkan kondisi kendaraan baterai memiliki tiga fungsi, diantaranya:
- Pada saat mesin belum hidup dan kunci kontak on, baterai memberikan energi listrik untuk sistem penerangan dan aksesoris.
- Pada saat start, baterai memberikan energi listrik untuk memutar motor stater dan sistem pengapian selama start.
- Pada saat mesin hidup, baterai berfungsi menyimpan energi listrik yang diberikan oleh sistem pengisian baterai.
- Terminal B dihubungkan dengan (+) baterai.
- Terminal IG dihubungkan dengan (+) koil pengapian dan terminal IG regulator serta beban lain yang membutuhkan.
- Terminal ST dihubungkan dengan terminal 50 solenoide starter.
- sakelar putar
- sakelar tekan
- sakelar tuas
- sakelar kombinasi
- Flasher tipe kapasitor
- Flasher tipe bimetal
- Flasher tipe transistor
Sistem Penerangan pada Kendaraan
Sistem penerangan merupakan instalasi dari berbagai rangkaian penerangan pada kendaraan atau semua sistem kelistrikan bodi kendaraan yang bertujuan untuk menjamin keamanan dan kenyamanan saat berkendara.
LAMPU PENERANGAN DALAM
1. Lampu ruangan atau lampu kabin
Lampu ruangan digunakan untuk menerangi interior ruangan penumpang yang dirancang agar tidak menyilaukan pengemudi pada malam hari.
2. Lampu instrumen panel
Lampu instrumen panel digunakan untuk menerangi meter-meter pada instrumen panel pada malam hari dan memungkinkan pengemudi untuk membaca meter-meter dan gauge dengan mudah dan cepat.
Itu saja yang bisa saya sampaikan kepada sobat otomotif mengenai sistem penerangan. Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Terimakasih telah berkunjung, jangan lupa mampir kemari untuk menambah wawasan seputar otomotif.